Minggu, 11 Juli 2010

I'm on.... REST AREA

Baru kusadari, aku memacu hidupku terlalu cepat… Hingga sepertinya aku mulai tersesat.. Kehilangan arah, dan lelah.. Beragam pertanyaan berlomba-lomba menempati ruang otakku, Apa sebenarnya yang aku cari, Kemana sebenarnya arah tujuanku, Sudah sejauh mana aku melangkah.. Lalu gambar-gambar perjalanan ekspress-ku ini muncul seperti slide di layar projector memory pikiranku. Kegagalan, bangkit, kembali berlari, jatuh, kesakitan, kembali bangkit, tertatih dan memaksa berlari lagi, lelah, namun tetap berlari… Meninggalkan beberapa bekas keletihan, sedikit luka, keringat yang mengucur, dan entahlah, bahkan aku tidak lagi mengenali diriku sekarang ini. Jadi, inikah yang kuinginkan? Big NO!

Mungkin bebalku hanya bisa diistirahatkan dengan limit kesehatan, setelah beberapa kali ‘dipaksa’ overlimit, sekarang ini harus menyerah pada fisik yang melemah. Sakit, sebenarnya bukan kutuk, hanya sebuah warning dari Yang Kuasa untuk beristirahat, memberikan waktu dan ruang untuk memeriksa diri dan hidup ini.

Okay, enough about me and ‘curcol’nya.. The point is, seperti judulnya, REST AREA. Nah, lo.. udah kaya di jalan tol aja. Yup, ‘tul..rest area itu yang aku maksud. Jalan tol, atau jalan bebas hambatan selalu dilengkapi dengan rest area di setiap sekian km-nya (sorry, ga ada data akurat, setiap berapa km, blom pernah ngukur, sih… hehehe.. ).

Rest area bukan sekedar tempat beristirahat. Beberapa rest area bahkan tidak memiliki cukup tempat yang nyaman buat istirahat, meskipun di beberapa rest area lainnya bahkan sudah seperti tempat mewah untuk berwisata.

Lihat saja yang dilakukan oleh sopir-sopir truk yang membawa angkutan barang dari satu kota ke kota lain, mungkin dari satu pulau ke pulau yang lain. Perjalanan yang panjang dan melelahkan. Namun mereka tidak hanya istirahat, tidur, saja, tapi juga memeriksa kondisi kendaraan mereka, dari tekanan angin, radiator, bahan bakar, dsb. Rest area bagi mereka adalah tempat berhenti untuk memastikan kesiapan melanjutkan perjalanan berikutnya.

Banyak diantara kita saat ini berada dalam kehidupan serba cepat, yang menuntut kita melaju layaknya jalan tol, bebas hambatan, dan berfokus pada kecepatan. Mengapa rest area hanya tersedia di jalan tol, bukan di jalan biasa? Karena semakin cepat laju kendaraan kita, semakin kita butuh kesiapan yang lebih sempurna. Dan kita butuh rest area.

Pekerja perlu berhenti dari rutinitas kerja, dari fokusnya mengejar target. Bukan sekedar beristirahat, tapi lebih dari itu, untuk memeriksa kembali hasil kerjanya, mengevaluasi, menganalisa, mencari inovasi baru, memperbaiki system kerja untuk hasil yang lebih baik, dsb.

Relationship perlu jeda –artinya tidak menghabiskan setiap detik bersama si dia- untuk melihat bagaimana hubungan itu, sudah sehatkah, adakah yang tidak beres, mengapa dia cuek, mengapa saya mulai posesif, kemana arah hubungan ini berjalan, masihkah pada jalur yang tepat, dsb.

Hidup ini perlu rest area, berhenti sejenak untuk memeriksa diri, apa yang sudah kita capai, kesalahan apa yang sering kita perbuat, apa sebenarnya tujuan kita, adakah langkah efektif untuk mencapai tujuan kita, sudah siapkah kita menghadapi perjalanan hidup selanjutnya, dsb.

Ambillah waktu sejenak untuk berhenti memacu hidupmu, belokkan kemudimu menuju rest area. Luangkan waktu untuk diam, tenang, dan memeriksa perjalananmu. Beberapa menit dalam sehari ga akan mengurangi waktu produktifmu, jusrtu membuatmu lebih focus untuk perjalanan berikutnya. Ingat, setiap jalan tol membutuhkan rest area.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar