Kamis, 02 Juni 2011

Kosong Itu Isi

Siang ini puanaaass… Ya, lebay, atau memang suhu udara ibukota pantas saya nilai dengan panas yang teramat. Baru berasa mungkin karena ini hari libur. Beberapa orang mengeluhkan cuaca ini, termasuk saya, tadinya. Mana enak sih di kost-an sendirian, ga ada asyiknya.. Mau keluar, hadeehh… kebayang jadi potongan daging yang menggeliat di atas panggangan barbekyu… lebay lagi dah... Akhirnya beberapa pilihan yang pertama kali meintas adalah : tidur, atau tidur, atau… tidur...

Haha.. tidur memang sempet mampir di otak saya, paling mudah malah untuk dipikirkan. Untungnya segera digantikan pemikiran anti-malas lainnya. Saya berpikir, manusia ini emang lebih mudah mengeluh, apa pun keadaannya. Saya coba membayangkan, kalau siang ini hujan deras… apa yang ada di pikiran kalian? Sama aja, kan.. liburan kok hujan, ga bisa kemana-mana, dan akhirnya.. tiduurr…

Lalu apa bedanya, panas atau tidak ada panas.. Semua itu tergantung sama isi otak kita. Dan saya mulai mengisi otak saya dengan pemikiran : kalau tidak ada panas, apa yang saya rindukan untuk dilakukan… Aha.. saya baru ingat niat saya untuk mencuci sepatu olahraga yang sudah sejak lama urung dilakukan, gara-gara hujan terus-terusan. Nah, ini saatnya..

Saya bangkit, dan mengisi waktu-waktu yang suhunya bikin keringat menetes disana-sini dengan hal-hal yang tidak bisa saya lakukan kalau matahari tidak bersinar terik seperti sekarang. Mencuci sepatu, menjemur bantal-bantal, membuka pintu kamar lebar-lebar untuk mengusir lembab, hmmm…mungkin baru itu. Tapi setidaknya saya mengisinya bukan dengan kemalasan, kan?

Waktu itu terus berjalan. Saya tidur atau saya mencuci sepatu, sore juga akan datang, terik itu akan berkurang, dan panas, berganti sepoinya udara senja. Tapi apa yang saya pilih untuk saya kerjakan saat sang mentari bekerja giat mengirim panasnya, menentukan apa yang saya dapatkan di saat menikmati senja. Tidur membuat saya kesulitan memejamkan mata nanti malam. Mencuci sepatu dan beraktifitas menghasilkan sepatu bersih yang menambah semangat berolahraga.

Dalam perjalanan hidup kita, ada saat-saat kita harus melewati lobang, jalan yang tidak rata, rute yang tidak menyenangkan, area yang tidak nyaman. Dan kita lebih sering memilih untuk berhenti, mengeluh, menangis, dan mengutuki perjalanan itu (ups..ekstrimkah pilihan kata saya..?)

Fokus kita hanya tertuju pada lobang, kerikil, atau perjalanan yang ga nyaman itu. Padahal nyaman atau tidaknya perjalanan hidup kita hanya dibatasi oleh kreatifitas otak kita memikirkan hal indah yang menanti kita di ujung jalan sana. Kalau kita tetap berjalan, entah itu dengan keadaan nyaman atau tersiksa, kita akan sampai di ujung yang sama. So, kenapa kita masih mengisi waktu-waktu sulit itu dengan mengeluh? Tetaplah berjalan… biarlah kaki kita melewati lobang, kerikil dan jalan tidak nyaman itu, tapi mata kita menikmati indahnya semak dan rerumputan di depan sana…

Saat perjalanan hidupmu melewati lobang, jangan biarkan dia hanya jadi lobang kosong yang kamu sesali nantinya. Isilah masa-masa sulit yang harus kamu lalui dengan hal-hal yang menambah kualitas hidupmu. Kosong itu masih bisa jadi isi, kok.. Keep on fire!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar