Kamis, 13 Agustus 2009

The Power of Silent

Kekuatan sesungguhnya bukan pada otot, bukan pula pada otak. Aku memahaminya pagi ini. Saat semua terlelap, hening.. sunyi.. dan aku diam…

Bukan karena tak ada yang dipikirkan. Bukan juga karena terbangun dengan pikiran yang kosong. Justru sebaliknya, terlalu banyak yang ada di otakku dan aku hanya membutuhkan : DIAM..

Mungkin tak seratus persen diam, karena aku membutuhkan bantuan keyboard komputerku sebagai sasaran jari-jariku mengurai pikiranku. Diam membuatku mencerna isi otak dan hatiku. Diam membuatku melihat lebih jernih. Diam dan membiarkan semua mengalir. Diam dan menikmati kediaman itu.

Selama ini kita berpikir, merasakan dan melakukan hal-hal dengan segala keruwetannya. Pengen masalah cepet selesai. Pengen emosi terlampiaskan. Pengen sesak di hati ada yang mendengarkan. Pengen beban pikiran terangkat. Tapi terlalu sibuk memikirkan semua cara. Terlalu repot mencari pelampiasan. Terlalu penuh dengan strategi menemukan jalan keluar.

Padahal mungkin kita hanya butuh DIAM.

DIAM itu tak mudah, tak sama dengan tak bersuara, tak identik dengan tak bergerak.

Diam berarti melepaskan perasaan, membebaskan pikiran. Tak perlu malu untuk menangis. Tak perlu ragu untuk terisak.

Diam berarti membisukan sementara semua logika.

Diam berarti mendengar hatimu.

Diam berarti menelusuri jalan pikiranmu dengan jujur, tak perlu membantahnya dengan argumen-argumen.

Diam berarti menutup mata untuk pandangan orang lain sampai kamu hanya bisa melihat nuranimu.

Diam berarti tak menghiraukan pendapat orang lain selain suara hatimu.

Diam berarti mengenali dirimu seutuhnya, mengerti setiap detil maumu, memahami setiap jengkal pikiranmu, dan merasakan setiap warna perasaanmu.

Diamlah, dan jangan berhenti berdiam sampai kamu akhirnya juga menemukan kekuatan dalam dirimu. Kekuatan terbesar yang bisa kamu harapkan selain dari Yang Maha Kuasa adalah kekuatan dari dalam dirimu. Diam membantumu menemukan kekuatan itu.

Selamat berDIAM…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar